EKSISTENSI MANUSIA DI MUKA BUMI

Gambar

BAB I

PENDAHULUAN

 1.       Latar Belakang

Manusia sebagai  makhluk social, mengisyaratkan kepada kita bahwa manusia tidak akan mampu hidup secara individu untuk memenuhi kebutuhannya tanpa adanya  dukungan dari manusia yang lain ataupun maklhuk ciptaan tuhan yang lainnya.

Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini. Dengan setiap potensi yang telah diberikan-Nya, yaitu Jasad yang perfect, ruh, dan jiwa atau akal diharapkan manusia mampu untuk memakmurkan bumi, dikarenakan manusia adalah sebagai wakil Tuhan di bumi ini, dan juga sebagai bentuk pengabidan kepada-Nya.

Meskipun terkadang dalam realitanya, ada sebgian manusia yang memanfaatkan potensinya bukan untuk memakmurkan bumi, melainkan hanya untuk kepentingan individu, golongan, atau kelompoknya.

Hal ini dikarenaka manusia adalah makhluk bebas. Berbeda dengan malaikat yang selalu berbuat kebaikan, ataupun iblis yang selalu berbuat keburukan. Akan tetapi manusia diberikan kebebasan oleh Tuhan intuk bisa memilih, dengna kata lain potensi yang diberikan oleh tuhan dapat gunakan untuk arah kebaikan, ataupun sebaliknya untuk arah keburukan.

2.  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada pembahasan materi ini meliputi :

  1. Sejarah singkat manusia
  2. Hakikat manusia
  3. Potensi manusia
  4. Eksistensi manusia

3.  Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah, mencoba untuk menjabarkan secara lebih terperinci mengenai konsep manusia sebagai makhluk social. Sehingga diharapkan dengan pemahaman yang lebih akan dapat tertuang dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. 1.       Sejarah Singkat Manusia

Manusia hadir di bumi sejak ribuan tahun yang lalau. Dalam ilmu science dikatakan bahwa manusia ada sejak 18 ribu tahun silam, yang mana kondisi fisik manusia ketika itu adalah manusia kerdil atau homo floresiensis. Ilmu pengetahuan ini lebih dikenal dengan teori evolusi, yang dipopulerkan oleh Charles Darwin . Akan tetapi, dalam litelatur keagamaan diinformasikan bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam As., beliaulah cikal bakal dari peradaban manusia dari masa ke masa.

Sejarah manusia sebagai makhluk sosialpun tertulis dalam kiab suci, baik itu Al-qur’an ataupun Bible. Diceritakan bahwa nabi Adam pun tidak bisa hidup sendiri, sehingga Allah Swt. Menciptakan Hawa sebagai pasangannya atau teman hidupnya demi untuk mengisi keperluan hidupnya agar dapat memberikan suatu kebahagiaan dengan kehendak-Nya.

Seiring dengan berjalanya waktu dari zaman ke zaman, kecenderungan manusia untuk hidup bersosial telah mengantarkan mereka ke kebudayaan dan peradaban yang semakin maju. Seperti halnya kerjaan Fir’aum dengan bangunan Piramidnya di Mesir, Kerjaan Babilonia yang mampu membangun taman gantung, Kerajaan Romawi yang sangat luas, dan peradaban masa Kekhlifahan islam yang telah banyak menyumbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.       Hakikat Manusia

   a. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai Wakil Tuhan  di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki prilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.  Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

   b.  Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Meskipun ada teori yang mengatakan manusia hadir dari ketiadaan, melainkan bentuk dari suatu proses evolusi. Sebagai umat yang beragama tentunya kita tidak akan menerima paham tersebut. Hadirnya manusia tidak lepas dari konsept hukum kausalitas (sebab akibat). Manusia ada karena ada yang menciptakan, yaitu Allah Swt. Mengenai penciptaan manusia ada dua porses, yaitu :

  1. Proses azali: merupakan penciptaan manusia secara langsu dari tanah oleh Allah swt. Seperti yang terjadi pada nabi Adam As, ataupun nabi Isa As.
  2. Poses alami: yaitu penciptaan manusia melalui hubungan biologis.

   c.  Potensi dasar Manusia

Berikut ini adalah 3 potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia, yaitu :

1.  Jasmani.

Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah, yang kemudian  diberi bentuk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.

2.  Ruh

Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3.  Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).

Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah.

Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

3.       Eksistensi Manusia

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Sehingga karena kesempurnaannya itu lah Allah menjadikan manusia sebagai wakilnya di bumi ini.

a.  Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai maklhuk social merupakan suatu fitrah atau ketetapan dari Allah, manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari makhluk lain di sekitarnya. Allah lebih mengetahui kondisi ciptaannya sendiri, dengan demikian Dia menciptakan wanita sebagai pasangan dari laki-laki, dengan tujuan agar kehidpan mereka bisa lebih tentram dan dapat saling memenuhi kebutuhannya sehingga tercapai suatu kebahagiaan.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam Smith ( 1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and causes of the wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi ( Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. (self Interest).

b.  Manusia sebagai Wakil Tuhan di Muka Bumi.

Manusia merupakan khalifah di bumi ini, diciptakan oleh Allah dengan berbagai kelebihan dan kesempurnaan yang menyertainya. Kita diberi akal pikiran dan juga hawa nafsu sebagai pelengkapnya. Manusia telah diberikan berbagai fasilitas di muka bumi sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia. Semua yang kita perlukan telah terhampar di alam semesta, manusia hanya perlu mengelolanya saja.

Dalam kelangsungan hidup manusia terjadi berbagai perkembangan di dunia, semakin kompleksnya kebutuhan manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan terciptanya berbagai mesin-mesin dan berbagai alat komunikasi yang membantu meringankan kehidupan dan pekerjaan manusia. Didorong dengan nafsu keserakahannya, manusia hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, negara hanya berpikir untuk memajukan perekonomian dan pembangunan besar-besaran diberbagai sektor, tanpa memikirkan dampak lingkungan yang diakibatkan dari apa yang dilakukan manusia. Termasuk penduduk Indonesia perilakunya juga seperti itu, bisa dikatakan kepeduliannya sangat kecil terhadap lingkungan, ini tidak lepas dari tingkat kesadaran masyarakat dan juga desakan ekonomi yang juga menuntut masyarakat berusaha untuk memenuhi kebutuhannya tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang diakibatkan.

Kegiatan manusia di dunia ini banyak menimbulkan masalah bagi lingkungan, erosi tanah, polusi udara, banjir, tanah longsor, tanah yang hilang kesuburannya, hilangnya spesies-spesies dalam ekosistem, kekeringan, hilangnya biota-biota laut dan yang paling memprihatinkan adalah pemanasan suhu global, yaitu peristiwa pemanasan bumi yang disebabkan oleh peningkatan ERK (Efek Rumah Kaca) yang disebabkan oleh gas rumah kaca (GRK), seperti CO2, CH4, Sulfur dan lain-lain yang menyerap sinar panas atau menyebabkan terperangkapnya panas matahari (sinar infra merah). ERK (greenhouse effect) bukan berarti disebabkan oleh bangunan-bangunan yang berdinding kaca, tapi hanya merupakan istilah yang berasal dari para petani di daerah iklim sedang yang menanam tanaman di rumah kaca.

Global Warming sangat perlu diperhatikan oleh seluruh penduduk dunia, dan termasuk didalamnya penduduk Indonesia, dengan bersinergi menurunkan dan memperlambat peningkatan greenhouse effect. Langkah-langkah nyata harus dilakukan oleh masyarakat, karena sangat besarnya dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain yang hidup di bumi.

Kita ketahui Indonesia merupakan negara maritim. Pemanasan global yang saat ini terjadi akan memicu naiknya suhu atmosfer bumi, dan akan menaikkan permukaaan air laut, yang juga didukung oleh pencairan es di kutub bumi. Hal ini dapat memicu tenggelamnya negara kita, didahului dengan tenggelamnya ribuan pulau-pulau kecil yang dimiliki Indonesia. Kalau pemanasan global tidak cepat ditanggulangi dan membiarkan kegiatan-kegiatan manusia yang tidak ramah dengan lingkungan, mungkin beberapa abad lagi negara kita akan tenggelam dan berakhirlah peradaban manusia di dunia.

Seiring pertumbuhan penduduk yang cenderung tidak dapat dikendalikan dan selalu menunjukkan peningkatan. Hal ini juga terjadi di Indonesia, akan memicu naiknya kebutuhan-kebutuhan manusia seperti pangan, tempat tinggal, listrik, BBM dan banyak kebutuhan lainnya. Kesemuanya itu akan meningkatkan kebutuhan manusia akan lahan-lahan yang digunakan untuk produksi pertanian, perkebunan, pertambangan, tempat tinggal, jalan-jalan dan fasilitas umum. Hal ini tidak bisa dipungkiri, dan akhirnya terjadilah penebangan pohon-pohon dan hutan untuk memenuhi kebutuhan untuk bahan baku industri tanpa menghiraukan dampak lingkungan yang akan diderita.

Ini  berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua  proses yang sedang  terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga  ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, “Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.” Binatang, tumbuhan,  dan benda-benda  tak  bernyawa  semuanya diciptakan  oleh Allah Swt. dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan sang Muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah “umat” Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.

Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah untuk manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang. ***

BAB III

PENUTUP

1.       Kesimpulan

Manusia merupakan makhlu social, dan itu merupakan sudah menjadi fitroh atau ketetapan dari Allah, yang mana manusia tidak dapat hidup sendiri, dia akan selalu membutuhkan peranan atau bantuan dari individu lainya. Dan atas kecenderungan untuk bersosiallah yang akhirnya mengantarkan manusia ke peradaban yang semakin maju dari masa ke masa.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari potensi yang mereka miliki. Jasad atau jasmani, roh, dan jiwa lah yang menjadikan mereka sebagai makhluk yang beradab. Sebagai mana yang dikatakan ibnu shina. Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.

Terlepas dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial, namun ada hal yang lebih prioritas yaitu, bahwa manusia adalah sebagai waktil Tuhan di muka bumi ini. Dengan demikian atas segala potensi yang telah diberikan oleh Tuhan tidak lain ditujukan untuk beribadah kepada-Nya dan juga memakmurkan bumi menurut kehendak-Nya.

2.       Saran

Semoga dengan mengetahui dan paham eksistensi manusia sebagai makhluk sosial dan juga sebagai wakil Allah di muka bumi ini akan menginspirasi untuk menjadi manusia yang seutuhnya yang diinginkan oleh Allah SWT. Sehingga hidup memiliki arah dan tujuan yang jelas, yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan  Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan Agama Islam UNM.

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UNM.

M. Anshor Sja’roni, S.Sos,  Ruang Guru Blogspot.com

Suprihartoyo dkk, 2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 : untuk SMP dan MTs Kelas VII, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 99 – 102.

http://kabarlingkunganku.wordpress.com/2010/03/10/sejarah-singkat-bumi-dan-kehidupannya/

http://yudhim.blogspot.com/2008/07/kisah-nabi-adam-as.html

Tentang nurkholisseha

low profile
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar